Background

Untukmu, Kampung Damaiku.


Bismillahirrahmanirohim.
      Sebelumnya saya memberitahukan bahwa maksud dari postingan saya ini adalah bukan untuk pamer, mencari perhatian ataupun untuk membanggakan diri, hanya sebagai sarana belajar dan sharing dan juga wujud terima kasih terhadap almameter saya yang telah memberikan jasanya yang begitu besar dan mulia terhadap kehidupan saya.

Semua itu bermula kurang lebih 10 tahun yang lalu saat saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Pondok Modern Darussalam Gontor. hal yang pertama saya temukan disana ketika saya masuk adalah sebuah tulisan besar menjulang dan terpampang lebar, yaitu :  " KE GONTOR APA YANG KAU CARI ? " entah mengapa sejak saya membaca tulisan itu sampai sekarang fikiran saya selalu dihantui nilai filsafat dari tulisan tersebut. yah, adakalanya benar bahwa hidup itu adalah proses pencarian, kira-kira seperti itulah saya mendeskripsikannya, entah itu mencari jati diri, mencari arti hidup, mencari rejeki, dan yang lebih utama dalam konteks agama adalah mencari Ridho ilahi. suatu kesyukuran besar selama disana saya diberikan kesempatan, media, dan fasilitas sehingga akhirnya saya bisa menemukan bakat saya dan membimbing saya menjemput arah tujuan hidup. dari tulisan sederhana ini saya ingin menceritakan bahwa gontor dengan motto dan panca jiwanya benar-benar membuktikan sebuah proses pendidikan yang berhasil membangun karakter seseorang. inilah yang sering saya pertanyakan dalam menilai dan inilah salah satu bentuk nilai islam, yaitu pendidikan. “Education should no longer be mostly imparting of knowledge, but must take a new path, seeking the release of human potentialities” (Maria Montessori). sekiranya sepatah kalimat tersebut bagi saya sudah benar-benar terealisasikan di gontor sekaligus menepis argument-argument yang selalu menyudutkan pesantren, hujatan mereka yang awam akan nilai-nilai islam, dan sikap fanatik kekauman yang menstagnankan pola pikir mereka. menurut saya inilah arti nilai ajaran islam ,sifatnya continue dan berkembang, aktif, dan flexsibel ini bukti bahwa islam itu agama yang haqiqi wujud nilai dan ajarannya berkembang dan hidup sepanjang masa, bisa digunakan dan dikembangkan oleh semua golongan manusia dalam ruang lingkup kebenaran karena pada dasarnya islam adalah agama yang benar, untuk itu layaklah fungsi dari agama ini sebagai "Rahmatan lil'alamin" rahmat bagi seluruh kehidupan. kembali ke sistem gontor yang fleksibel namun terarah yang mana menjadikan setiap santrinya mempunyai jiwa pemimpin, aktif bergerak, dan bebas menentukan karakternya masing-masing. apakah ini sebuah sistem demokrasi terpadu yang berhasil? mungkin, namun disisi lain masih begitu banyak kekurangan. 
Alhamdulillah sampai saat ini saya melihat banyak dari teman-teman yang berhasil, entah itu berhasil dari segi apapun. setidaknya mereka sudah menemukan atau sedang menjalani jalan hidup mereka masing-masing. tak lain itu semua adalah jasa para kyai yang dulu selama kurang lebih 6-7 tahun senantiasa membimbing mereka dengan ikhlas. jazza kumullah khairan katsiro...
Sampai saat ini pula saya tak akan pernah lupa akan jasa para guru-guru saya, para pengurus dan teman-teman saya ketika masih mengemban ilmu disana "you guys are incredible human". berkat kalian sekarang saya bisa menemukan bakat saya, mengisi hari dengan berkarya, menemukan jalan hidup yang mesti saya tempuh meski kadang tersesat dan suara kalianlah yang membakar semangat saya untuk terus berkembang terima kasih semua. kalian adalah makhluk bumi yang terbaik yang pernah saya temukan . 
Tulisan ini bukanlah akhir dari cerita justru dari sini cerita akan bermula, dari menuliskan rasa rindu saya terhadap semua kenangan yang terlalu kejam untuk dilupakan. kini saya mulai belajar mengerti tentang ajaran dan nilai-nilai yang diajarkan digontor dulu, hal utama yang saya temukan selama proses pencarian tentang apa yang saya dapatkan setelah sekian lama menimba ilmu disana adalah tidak hanya nilai-nilai materi tapi yang utama adalah nilai kehidupan. yah, gontor mengajarkan nilai kehidupan. untuk apa kita hidup? bagaimana kita hidup? bagaimana kualitas hidup kita ? dan bagaimana layaknya menjalani hidup? begitu luasnya arti hidup untuk dijelajahi. beberapa jawaban dari itu semua saya menemukan garis tengah yang sekiranya logis dan cocok untuk saya amalkan. setidaknya menurut saya untuk bahagia tujuan hidup adalah dengan berbagi, untuk berkembang tujuan hidup adalah dengan berkarya, dan untuk terus menjalani arti hidup adalah dengan memberikan arti dalam hidup tersebut. inilah jawaban logis yang sampai saat ini saya pegang. saya tidak mencoba menjadi puitis atau bijak tapi inilah yang bisa saya ungkapkan dari pengalaman sehari-hari. adakalanya pemikiran kita berbeda namun itu hal yang sangat lumrah dan saya hargai, setidaknya curhat saya ini bermanfaat untuk kembali merangsang naluri anda untuk merefresh kembali ingatan anda yang sudah kusam.
Dalam tulisan ini saya hanya bermaksud untuk berterima kasih dan bersyukur atas semua jasa yang telah diberikan oleh almamater saya. kiranya sangatlah banyak kekurangan karena apa yang saya tulis hanya berdasarkan pada perspektif saya yang sangat sederhana, namun harapan dari saya semoga dari pengalaman saya yang masih sedikit bisa menginspirasi orang lain.   
demikianlah tulisan kecil dari saya untuk kampung damai, kataballahu lana annajah. 
assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Categories: Share

Leave a Reply