Background

MACAM-MACAM POLA ASUH DALAM KELUARGA 

B. Rumusan masalah :
1. pengertian pola asuh dan keluarga
2. model-model pola asuh dalam keluarga
3. pengaruh kepribadian orangtua dalam mendidik pribadi anak



PEMBAHASAN

a. Pola Asuh
Pengertian pola asuh dalam keluarga bisa ditelusuri dari pedoman yang dikeluarkan oleh Tim Penggerak PKK Pusat (1995), yakni : usaha orang tua dalam membina anak dan membimbing anak baik jiwa maupun raganya sejak lahir sampai dewasa (18 tahun).
Secara garis besar pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya dapat digolongkan menjadi tiga , yaitu :

1.)  Pola asuh otoriter
Yang dimaksud pola asuh otoriter adalah setiap orang tua dalam mendidik anak mengharuskan setiap anak patuh dan tunduk terhadap setiap kehendak orang tua. Anak tidak diberi kesempatan untuk menanyakan segala sesuatu yang menyangkut tentang tugas, kewajiban dan hak yang diberikan kepada dirinya.
Bagi anak masuk akal atau logis menyikapi otoritas orang tua sesuai dengan kemauannya sendiri. Kelogisan ini sejajar dengan prilaku orang tuanya yang tidak konsisten dalam bahasa perkataan dan perbuatan, dan komunikasi yang kurang bernuansa keterbukan. Kemenduaan prilaku orang tua dan komunikasi imperatif dalam kehidupan keluarga secara nalar, dianalogkan dengan kemenduan mereka dalam mengapresiasi otoritas orang tua. Jika anak melakukan perintah orang tua, hal ini lahir karena mereka merasakan bahwa orang tuanya memiliki otoritas untuk memerintah dan karena mereka merasa bagian dari kehidupan orang tua. Oleh sebab itu, pancaran aura kewibawaan dan kepercayaan orang tua menjadi redup dan pudar dalam dirinya.hal demikian melahirkan sikap anak yang mengakui otoritas orang tua hanya karena rasa takut dan anggapan bahwa orang tua adalah bagian dari kehidupannya. Akibatnya , tidak ada konfirmitas dan traksional antara orang tua dengan anak sebagai lautan untuk mengembangkan nilai-nilai demokratis.[2]


2.) Pola asuh demokratis
Yang dimaksud adalah sikap orang tua yang mau mendengarkan  pendapat anaknya, kemudian dilakukan musyawarah antara pendapat orang tua dan pendapat anak lalu diambil suatu kesimpulan secara bersama, tanpa ada yang merasa terpaksa. Demokratisasi dan keterbukaan dalam suasana kehidupan keluarga adalah syarat esensial terjadinya pengakuan dunia keorangtuaan orang tua oleh anak dan dunia keanakan anak oleh orang tua, dan situasi kehidupan yang dihayati bersama. Secara filosofis, terbukanya peluang bagi mereka untuk menghadirkan eksistensi dirinya akan memudahkan mereka untuk saling membaca. Kreatifitas mereka yang berkembang secara optimal merupakan persyaratan untuk saling beridentifikasi diri. Dengan situasi dan kondisi tersebut, masing-masing anggota keluarga dapat melakukan peran dan fungsi dengan baik dan anak-anak merasa diterima didalam anggota keluarga, mereka mudah untuk membangun konsep diri dan berfikir positif. Dengan demikian anak memiliki dasar-dasar untuk mau dan terdorong belajar dari siapa aja tentang sesuatu hal, termasuk untuk memiliki dan mengembangkan nilai-nilai moral sebagai dasar berprilaku yang berdisiplin diri. Artinya, jika anak tidak diterima dalam kelompoknya, ia tidak merasa asing karena dalam keluarga telah dimanusiawikan. Ini merupakan fondasi yang kuat bagi anak untuk dapat memilah-milahkan hasil dialektika dengan dunia luar ,sesuai dengan nilai-nilai moral yang telah dimiliki dari upaya orang tuanya.[3]

3.) Pola asuh permisif
Yang dimaksud dengan sikap orang tua dalam mendidik anak memberikan kebebasan secara mutlak kepada anak dalam bertindak tanpa ada pengarahan sehingga bagi anak yang perilakunya menyimpang akan menjadi anak yang tidak diterima di masyarakat karena dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan ( Nuryoto,1998).



B. Fungsi Keluarga
Secara sosiologis ( Melly dalam Busono, 2005 ), keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk mencapai suatu masyarakat sejahtera yang dihuni oleh individu (anggota keluarga) yang bahagia dan sejahtera. Fungsi keluarga perlu diamati sebagai tugas yang harus diperankan oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa, berdasarkan pendekatan budaya dan sosiologis, fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

1.)    Fungsi Biologis
Bagi pasangan suami istri, fungsi ini untuk memenuhi kebutuhan seksual dan mendapatkan keturunan. Fungsi ini memberi kesempatan hidup bagi setiap anggotanya. Keluarga disini menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan dengan syarat-syarat tertentu.

2.) Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan mengharuskan setiap orang tua untuk mengkondisikan kehidupan keluarga menjadi situasi pendidikan, sehingga terdapat proses saling belajar di antara anggota keluarga. Dalam situasi ini orang tua menjadi pemegang peran utama dalam proses pembelajaran anak-anaknya, terutama di kala mereka belum dewasa. Kegiatannya antara lain melalui asuhan, bimbingan, dan teladan.

3.) Fungsi Beragama
Fungsi beragama berkaitan dengan kewajiban orang tua untuk mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak serta anggota keluarga lainnya mengenai kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan. Fungsi ini mengharuskan orang tua, sebagai seorang tokoh inti dan panutan dalam keluarga, untuk menciptakan iklim keagamaan dalam kehidupan keluarganya.




4.) Fungsi Perlindungan
Fungsi perlindungan dalam keluarga ialah untuk menjaga dan memelihara anak dan anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang mungkin timbul. Baik dari dalam maupun dari luar kehidupan keluarga.
5.) Fungsi Sosialisasi Anak
Fungsi sosialisasi berkaitan dengan mempersiapkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi ini, keluarga berperan sebagai penghubung antara kehidupan anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, sehingga kehidupan di sekitarnya dapat dimengerti oleh anak, sehingga pada gilirannya anak berpikir dan berbuat positif di dalam dan terhadap lingkungannya.
6.) Fungsi Kasih Sayang
Keluarga harus dapat menjalankan tugasnya menjadi lembaga interaksi dalam ikatan batin yang kuat antara anggotanya, sesuai dengan status dan peranan sosial masing-masing dalam kehidupan keluarga itu. Ikatan batin yang dalam dan kuat ini, harus dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga sebagai bentuk kasih sayang. Dalam suasana yang penuh kerukunan, keakraban, kerjasama dalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan hidup.
7.) Fungsi Ekonomis
Fungsi ini menunjukkan bahwa keluarga merupakan kesatuan ekonomis. Aktivitas dalam fungsi ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha, dan perencanaan anggaran biaya, baik penerimaan maupun pengeluaran biaya keluarga.
8.) Fungsi Rekreatif
Suasana Rekreatif akan dialami oleh anak dan anggota keluarga lainnya apabila dalam kehidupan keluarga itu terdapat perasaan damai, jauh dari ketegangan batin, dan pada saat-saat tertentu merasakan kehidupan bebas dari kesibukan sehari-hari.
9.) Fungsi Status Keluarga
Fungsi ini dapat dicapai apabila keluarga telah menjalankan fungsinya yang lain. Fungsi keluarga ini menunjuk pada kadar kedudukan (status) keluarga dibandingkan dengan keluarga lainnya.[4]

Selain mengetahui model-model pola asuh dan fungsi keluarga dalam membentuk kepribadian anak layakya perlu diketahui juga beberapa aspek yang dapat berpengaruh terhadap proses pembinaan karakter pada anak salah satunya adalah mengenal tipe atau ciri kepribadian orang tua dalam membangun karakter anak. Menurut levine (2005) ada Sembilan tipe kepribadian orang tua dalam membesarkan anaknya yang juga berpengaruh pada kepribadian anak :

  •  Penasehat moral, yaitu tipe yang terlalu menekankan pada perincian, analisis, dan moral.
  •  Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari tindakan sianak
  •  Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan sianak dan menciptakan tugas-tugas yang akan membantu memperbaiki keadaan.
  •  Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan dengan seseorang secara emosional dengan anak-anak dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama
  •  Pengamat, selalu mencari sudut pandang menyeluruh dan berupaya mengutamakan objektivitas dan perspektif.
  •  Pencemas, selalu melakukan Tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya, ragu-ragu, dan memiliki gambaran terburuk sampai mereka benar-benar memahami situasi.
  •  Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai.
  •  Pelindung, cendrung untuk mengambil alih tanggungjawab dan bersikap melindungi, berteriak pada sianak tetapi kemudian melindunginya dari ancaman yang datang.
  •   Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu mungkin jauh dari konflik.[5]
2.      
3.      
4.   
5.      
    KESIMPULAN
Keluarga adalah pondasi pertama dalam membangun dan membina karakter anak ,karena keluarga adalah kelompok kecil social yang pertama kali bagi sianak dan merupakan media pembelajaran yang produktif. Untuk itu peran seluruh angota keluarga sangat berpengaruh dalam proses tersebut agar terwujud karakter anak sesuai yang diinginkan. dalam proses membangun kepribadian anak diperlukan model model pola asuh yang sekiranya dapat memudahkan orang tua dalam membina anak-anaknya. Secara garis besar pola asuh yang kita kenal ada tiga macam yaitu, pertama pola asuh yang bersifat otoriter yang condong mengharuskan setiap anak patuh tunduk terhadap setiap kehendak orang tua. kedua pola asuh yang bersifat demokratis yaitu sikap orang tua yang mau mendengarkan  pendapat anaknya, kemudian dilakukan musyawarah antara pendapat orang tua dan pendapat anak lalu diambil suatu kesimpulan secara bersama, tanpa ada yang merasa terpaksa.Ketiga pola asuh yang bersifat permitif yaitu sikap orang tua dalam mendidik anak memberikan kebebasan secara mutlak kepada anak dalam bertindak tanpa ada pengarahan. Selain itu Secara sosiologis ( Melly dalam Busono, 2005 ), keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk mencapai suatu masyarakat sejahtera yang dihuni oleh individu (anggota keluarga) yang bahagia dan sejahtera. Fungsi keluarga perlu diamati sebagai tugas yang harus diperankan oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil.



[1]Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai mengumpulkan yang terserak, menyambung yang terputus, dan menyatukan yang tercerai, bandung, alfabeta, 2007, hlm 90.
[2] Dr. Moh. Shochib , Polaasuh orang tua untuk membantu anak mengembangkan disiplin diri, Jakarta,  RinekaCipta, 2000, hlm .114
[3] Dr. Moh. Shochib , Pola asuh orang tua untuk membantu anak mengembangkan disiplin diri,  Jakarta, RinekaCipta, 2000,hlm.130
[4]http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-mengasuh-anak-yang-baik
[5]Dr.sjarkawi,M.pd. ,pembentukankepribadiananakperan moral intelektual emotional dan formal sebagaiwujudintegritasmembangunjatidiri,bumiaksara,Jakarta 2006.hlm.20
Home »» Jogjaku

10 Pekerjaan Khas Mahasiswa Jogja

0 | By Admin | Monday, March 26th, 2012n | in Jogjaku
Oleh: Bastian Hidayat & Ellita Yunanda
Mencengangkan! Itulah hasil survei kecil mengenai kuliah sambil bekerja yang diadakan oleh Studyinjogja.com. Memanfaatkan media message facebook, survei selama satu minggu tersebut berhasil menjaring lebih dari 150 jawaban mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta. Lantas apa yang mencengangkan? Hampir 85% dari jawaban yang masuk ternyata menyatakan sudah, atau sedang menjalani kuliah sambil bekerja.

Dari sanalah kemudian kami rangkum 10 pekerjaan khas mahasiswa Jogja! Tentunya setelah kami kroscek dengan kondisi di lapangan juga. Check it out, 10 pekerjaan khas mahasiswa Jogja:

1. Tentor pendidikan
Rata-rata mahasiswa Jogja ternyata pernah merasakan yang namanya menjadi tentor/pengajar bimbingan belajar. Berbagai bimbel ternama biasanya menjadi pilihan utama. Beberapa mendirikan bimbingan belajar sendiri, dan sebagian lainnya memilih jalur privat.

2. Penulis lepas
Untuk yang satu ini, bisa dibilang kamu tidak perlu capek-capek tenaga. Cukup putar otak saja untuk nulis, dan uang akan dengan sendirinya datang! Sebagian besar mahasiswa yang berhasil menjadi kolumnis ataupun kontributor berbagai media nasional memulai pekerjaannya dari sini.

3. Penerjemah
Salah satu manfaat kemampuan berbahasa asing nih. Mulai dari sekedar menerjemahkan artikel, hingga menerjemahkan buku, semuanya menghasilkan uang! Oh ya, penerjemah lisan juga banyak dibutuhkan lho, mulai dari kegiatan seminar sampai penelitian yang dilakukan lembaga asing.
“Selain soal gaji, menjadi penerjemah juga bisa memperluas jaringan kita. Apalagi kalau kita work smart, pasti dicari!”, ungkap Ardian, mahasiswa FISIP UGM, yang pernah bekerja sebagai penerjemah untuk tim peneliti dari Australian Electoral Commision.

4. Penyiar Radio
Buat kamu yang memiliki minat besar dalam hal relasi publik, penyiar radio bisa menjadi salah satu pilihan pekerjaan sampingan. Jadwal kerjanya bisa kamu sesuaikan dengan jadwal kesibukanmu.

5. Konsultan
Percaya tidak, sebagian besar konsultan di Jogja, terutama konsultan properti, menggunakan tenaga mahasiswa? Jadinya kamu bisa mendapat uang, pengalaman, sekaligus praktik dari ilmu yang sudah kamu pelajari!

6. Jasa Periklanan dan Percetakan
Sektor bisnis yang tengah menggeliat ini menjadi salah satu sasaran utama mahasiswa, terutama mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual. Selain bisa mengasah kemampuan, pekerjaan di sektor tersebut juga memiliki jam kerja yang fleksibel, apalagi

7. Jasa Dokumentasi
Jasa pekerjaan ini bisa dibilang sedang booming di masyarakat. Kemajuan jaman membuat kecenderungan masyarakat untuk mengabadikan setiap momen melalui fotografi, ataupun video recording. Nah, mahasiswa banyak menggeluti bidang ini karena jadwal pekerjaan yang tidak tetap, sehingga tidak menyita waktu.

8. Tour Guide
Hanya dengan berbekal peta Jogja, sedikit pengetahuan tentang Jogja, dan yang terpenting: keterampilan komunikasi, kalian bisa mendapatkan penghasilan dari tour guide. Manfaatkan teknologi untuk memperluas jaringan, serta jangan malu-malu meminta bantuan teman, dan sanak saudara untuk promosiin kalian.

9. Entertainer
Penyanyi, penari, hingga komedian masuk dalam kategori ini. Pasarnyapun dari kafe hingga pesta pernikahan. Namun, bisa dibilang kesempatannya masih sangat banyak. Apalagi yang berbau etnik seperti sinden, dan pemain gamelan, pangsa pasarnya bisa sampai lintas negara! At least kamu bisa jalan-jalan ke luar negeri secara gratis!
“Saya awalnya tidak sadar kalau menari menjadi penopang keuangan saya. Namun, setelah mewakili Indonesia dalam sebuah event internasional di Filipina, saya mulai menyadari manfaatnya,” tutur Rika, mahasiswi UGM yang juga seorang penari.

10. Operator Warnet
Yang terakhir ini bisa dibilang cukup populer nih. Pekerjaannya mudah, jadwal bisa diatur. “Ya untungnya sih bisa dapat akses internet gratis. Ngerjain tugas bisa, ngegame bisa,” kata Seno, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang menjadi operator warnet di daerah Sapen.

Nah, itu dia yang bisa disebut sebagai tren pekerjaan yang digeluti oleh mahasiswa Jogja. Terlepas dari 10 pekerjaan di atas, memang ada kemungkinan membuka usaha sendiri, namun harus ada biaya lebih untuk modal bukan? Makanya, mungkin 10 pekerjaan di atas bisa menjadi opsi mesin uang tambahanmu! Selain itu, peluang berbagai pekerjaan lainpun sangat banyak, termasuk di dalamnya admin twitter, LO Acara, dan sebagainya. So, keep trying!


SEJARAH BERDIRINYA UKM ALMIZAN 
universitas islam negri sunan kalijaga yogyakarta 

UKM ini Berdiri sejak tahun 1992, pembentukan Al-mizan diawali dengan halaqah-halaqahnya (kumpul-kumpulan) mahasiswa dari fak. Syariah, yang kemudian bertemu dengan halaqah tahfid fak. Ushuludin. Mereka menginginkan sebuah formula atau keinginan mempunyai cita-cita mengembangkan Al-Quran dan menjaga tahfid-tahfid di UIN Sunan Kalijaga.
Kemudian, terbentuklah Al-Mizan yang dirintis oleh Ujang Sihabudin (sekarang menjadi salah satu dosen di fak. Saintek). Dulu masih dua devisi yang eksis, yaitu devisi tahfid dan tilawah. Pada tahun 2000 munculah devisi tafsir dan tahun 2002 devisi shalawat dan kaligrafi.
Dan sekarang Al-Mizan mempunyai lima devisi, yaitu devisi tahfid, devisi tilawah, devisi tafsir, devisi shalawat dan devisi kaligrafi.
Visi Al-Mizan sendiri mengaktualisasikan nilai-nilai qurani, dan misinya menciptakan masyarakat kampus yang Islami. demikianlah profil singkat tentang UKM ALMIZAN UIN  sunan kalijaga yogyakarta


STRUKTUR ORGANISASI UKM ALMIZAN

PELINDUNG            : Prof. Dr. H. Musa Asy’arie
PENASEHAT            : Dr. H. Akhmad Rifa’i, M.Phil
PEMBINA                 : Dr. H. Mustaqim, M.Ag
KETUA UMUM        : Nuril Lailiyah
DPO (Dewan Pertimbangan Organisasi) :
-          Barif Fatkhur R
-          Yazid Al-Bustomi
-          Anas Fatkhudin
-          Abdul Kholiq
-          Fuad Hasyim
-          Astoni
KETUA I                   : Abdul Rosyid
KETUA II                  : Sidiq Irsyadi
SEKRETARIS I II      : Al Ma’arif dan Hartanti Sulihandari
BENDAHARA I II     : Syarifudin Nafsi dan Islamiyah Nurjanah
DEVISI SHOLAWAT                        :
-          Amin Fikri
-          Ranu Nada I
-          Wahid Nurul M
-          Ni’matul M
-          Ana Asyfiya
DEVISI TILAWAH              :

-          Mutakaliman
-          A Wildan K
-          Tantan Qiran B
-          Tika Kurniawati
-          Maria Ulfah
DEVISI TAFSIR                   :
-          Yusuf
-          Uzair Dailami
-          Ainun Najib
-          Zayyinah S
-          Siti M. Qibtiyah
DEVISI KALIGRAFI                       :

-          Masykur H R
-          Efrida Nely N
-          Jauhara Saniyati
-          Jauhara Sa’adati
-          Kharisma A A
DEVISI TAHFIDZ                  :
-          Muchlisin
-          Arif Herman
-          Riswardi
-          Iffatus Salikhah
-          Kurnia Elisa